Andaada disini : Beranda / Tag "relief candi prambanan mengambil penggalan kisah yang terdapat dalam cerita" Tag: relief candi prambanan mengambil penggalan kisah yang terdapat dalam cerita. Cerpen. ENK. admin 5 bulan yang lalu. Cerpen. Doa Bidadari. admin 5 bulan yang lalu. Cerpen. Lembar Lusuh.
Reliefadalah seni pahat dan ukiran 3 dimensi yang biasanya dibuat pada batu. Relief cerita (figur manusia, hewan, dan tumbuhan) yang bisa dilihat di Candi Borobudur berakar pada naskah ajaran Buddha. Manohara dan Avadana merupakan relief Candi Borobudur yang menceritakan tentang kisah seorang bernama Sudana dan bidadari bernama Manohara
Salahsatu komponen candi yang mencolok dan sering menjadi perhatian adalah relief. Relief adalah gambar yang dipahat di suatu media sehingga menjadi timbul. Relief dapat dilihat pada candi-candi yang tersebar di Indonesia. Pada relief, biasanya menggambarkan sosok manusia, hewan, tumbuhan, dan motif-motif lainnya. Relief terbagi menjadi dua jenis, yaitu relief cerita dan relief non cerita. []
Terdapatlebih dari 1.200 relief di Candi Borobudur yang memiliki cerita menarik. "Kami telah mengkaji potensi relief itu, dan mengintepretasikan cerita-cerita dalam relief itu dalam bentuk tarian. Ada banyak cerita, misalnya Karmawibhangga, Lalitawistara, Jataka Awadana, Gandawyuha, dan sebagainya," kata Seksi Dokumentasi dan Publikasi
ReliefKarmawibangga terletak di kaki Candi Borobudur yang saat ini telah tertutup. Bagian relief yang terbuka hanyalah panil di sisi tenggara. Karmawibangga terdiri dari kata Karma yang berarti perbuatan, dan Wibangga yang berarti berarti gelombang atau alur. Relief ini menggambarkan alur kehidupan manusia saat hidup maupun setelah mati.
MengenalMakna Relief Candi Borobudur. March 04, 2014. Arsitektur Candi Borobudur diyakini memiliki makna penting tentang pemahaman manusia terhadap kehidupan dunia dan keyakinan religi manusia pada masa pembangunannya. Selain sebagai lambang alam semesta dengan pembagian vertikal (Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu), Candi Borobudur juga
. Candi Borobudur. Foto Pixabay/maulanaiskakRelief-relief yang terukir di dinding Candi Borobudur sebentar lagi akan menjadi suguhan sendratari menarik. Balai Konservasi Candi Borobudur telah menggandeng sanggar-sanggar tari di Magelang untuk mewujudkan hal itu. Beberapa cerita dalam relief telah dipelajari dan dibuat koreografinya. Terdapat lebih dari 1200 relief di Candi Borobudur yang memiliki cerita menarik."Kami telah mengkaji potensi relief itu, dan mengintepretasikan cerita-cerita dalam relief itu dalam bentuk tarian. Ada banyak cerita, misalnya Karmawibhangga, Lalitawistara, Jataka Awadana, Gandawyuha dan lain sebagainya," kata Seksi Dokumentasi dan Publikasi Balai Konservasi Borobudur, Isni Wahyuningsih, Kamis 8/4/2021.Dari cerita-cerita di relief itu, pihaknya telah membuat koreografi-koreografi untuk diejawantahkan dalam bentuk tari. Balai Konservasi Borobudur sendiri telah menggandeng sangar-sanggar tari dan masyarakat sekitar guna mewujudkan itu."Hal ini penting, karena pemaknaan dan nilai-nilai di relief itu diberikan pada generasi penerus untuk pembelajaran. Jadi tidak hanya fisiknya yang kami lestarikan, tapi juga nilainya," lanjut dia, potensi seni tari dari relief candi Borobudur sangat banyak. Namun untuk saat ini, baru enam tarian yang sedang dikembangkan."Karena pandemi ini, workshopnya dibatasi. Kami baru mengembangkan enam tarian dan menggandeng enam sanggar. Tarian kami ambil dari cerita Jataka Awanda, salah satunya kisah Manohara,"katanya. ari
Relief Borobudur â Siapa yang tidak mengenal Candi Borobudur? Tentu Teman Bicara sudah bisa membayangkan bentuk candi terbesar di Indonesia ini, atau bahkan sudah beberapa kali mengunjungi Candi Borobudur yang megah itu. Tapi tahukah kamu kisah yang diceritakan dalam relief Candi Borobudur? Mungkin banyak dari Teman Bicara yang tidak mengetahui apa saja cerita yang dibawa oleh Candi Borobudur ini. Nah, artikel ini akan membuat Teman Bicara menjadi sedikit lebih mengenal Candi Borobudur. Candi Borobudur Seperti kalian tahu, Candi Borobudur dibangun pada masa Wangsa Syailendra, sekitar tahun 800-an Masehi. Masa pembangunannya sendiri diperkirakan menghabsikan waktu selama 75-100 tahun. Wow!! Candi ini dibangun oleh penganut Buddha Mahayana sebagai kuil atau tempat ibadah pemujaan, dan cerita tentang Candi Borobudur tercatat pula dalam Kitab Kertanegara dan Babad Tanah Jawi, meskipun tidak diceritakan secara detil. Sempat terkubur ratusan tahun membentuk sebuah bukit, Candi Borobudur berhasil ditemukan atas perintah Gubernur Jendral Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles, yang memerintahkan kepada Cornelius untuk menggali perbukitan di desa Bumisegoro dan diteruskan oleh Hartmann yang berhasil menuntaskan penggalian hingga menemukan Candi utama Borobudur. Mungkin kisah inilah yang sering teman-teman dengar saat mengunjungi Candi Borobudur, tapi sedikit sekali yang datang ke sana dan mengetahui kisah yang diceritakan dalam relief Borobudur. Sebelum membahas relief, perlu diketahui dulu bahwa Candi Borobudur dibangun sebagai lambang alam semesta yang terdiri dari 3 bagian vertical Kamadhatu bagian kaki candi, Rupadhatu bagian tubuh candi, dan Arupadhatu bagian puncak candi. Masing-masing bagian tersebut dikeliling oleh panil relief cerita yang terdiri dari 11 deret yang mengelilingi bangunan, dan sebanyak panil relief dekoratif atau sifatnya hanya sebagai hiasan. Candi Buddha terbesar di dunia ini memiliki koleksi arca Buddha terlengkap di dunia, yaitu sebanyak 504 arca Buddha, dan 72 stupa yang mengitari 1 stupa besar di puncak candi. Lalu, bercerita tentang apa saja kah relief yang ada di Candi Borobudur? Bagian Kamadhatu Kaki Candi Pada bagian kaki candi, terdapat 160 panil relief Karmawibhangga yang menceritakan tentang hukum sebab akibat kehidupan manusia yang masih terikat dengan nafsu duniawi. Dari 160 panil, hanya 117 panil yang menceritakan secara urut mengenai keadaan yang diakibatkan oleh berbagai jenis perbuatan manusia. Sementara, 43 panil lainnya yang tidak urut, menceritakan tentang berbagai macam kehidupan manusia yang diakibatkan dari berbagai macam perbuatan manusia. Salah satu deret reliefnya menceritakan kisang Sang Buddha Gautama yang dilahirkan sebagai kelinci dan memberikan pengorbanan dirinya untuk bisa menjadi santapan manusia yang kelaparan. Karena kebaikan Sang Buddha sebagai kelinci, maka kelak dilahirkan ia sebagai Siddharta Gautama yang menjadi Buddha Gautama. Bagian Rupdhatu Badan Candi Relief Candi Borobudur Pada bagian ini, relief menceritakan kehidupan manusia yang sudah mulai meninggalkan duniawi, namun masih terikat dengan oleh suatu pengertian dunia nyata. Ada panil relief yang terdiri dari kisah Lalitavistara, Jataka, Avadana, dan Gandawyuh. Relief Lalitavistara menceritakan kisah kelahiran Pangeran Siddharta Gautama. Bermula dari mimpi yang diterima oleh Ratu Maya Ibu Siddharta Gautama yang menerima kehadiran gajah putih di dalam rahimnya. Tak lama kemudian, Ratu Maya mengandung dan melahirkan Pangeran Siddharta Gautama di Taman Lumbini. Sejak lahir, Pangeran Siddharta sudah bisa berjalan, dan 7 jejak langkah kaki pertamanya, ditumbuhi bunga teratai. Kisah berlanjut dengan pernikahan antara Pangeran Siddarta Gautama dengan Yasodhara atau Dewi Gopa. Setelah pernikahannya, pangeran muda tergerak untuk mengenal kehidupan di luar istana, dan mulai berkelana. Dalam perjalanannya, sang pangeran bertemu dengan pengemis tua yang buta, orang sakit, serta orang mati yang membuatnya gelisah. Ia menyadari siklus hidup membuat manusia menjadi tua, menderita, sakit dan mati. Setelahnya, ia juga bertemu dengan seorang pendeta, yang memiliki wajah damai. Usia yang lanjut, sakit, dan mati tidak menjadi ancaman bagi pendeta tersebut. Setelah mengalami empat perjumpaan tersebut, sang pangeran kemudian memutuskan meninggalkan istana, dan mencari pencerahan hidup dengan menjadi pertapa. Akhir dari perjalanannya adalah pada saat Siddharta Gautama menerima pencerahan di bawah pohon Bodhi pada waktu bulan purnama di bulan Waisak. Adapula relief Avadana yang menceritakan kepemimpinan Raja Sipi yang bersedia menyerahkan nyawanya demi melindungi makhluk yang berada di bawah kepemimpinannya. Relief ini menceritakan seekor burung kecil yang meminta pertolongan kepada Raja Sipi agar dia tidak menjadi mangsa burung elang. Burung elang bersedia melepaskan burung kecil, asal ditukar dengan daging Raja Sipi. Raja Sipi pun menyanggupi persyaratan itu. Baginya, seorang pemimpin harus rela berkorban demi rakyat kecil dan semua makhluk hidup yang lemah. Kisah Fabel Dalam Relief Candi Borobudur Dari berbagai relief pada bagian ini, ada satu relief yang cukup dikenal masyarakat, yaitu relief Jataka. Relief ini menceritakan reinkarnasi Buddha Gautama sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Sidharta Gautama. Sang Buddha pernah dilahirkan sebagai binatang yang berbudi luhur, melalui kisah kera & banteng, dan gajah. Dikisahkan seekor banteng yang selalu diganggu oleh kera yang nakal. Dewi hutan yang geram, menasehati banteng untuk mengusir kera. Namun, nasihat itu ditolak banteng, karena banteng tidak ingin kepergian kera justru menimbulkan kericuhan di sudut hutan lainnya. Mendengar alasan tersebut, Dewi Hutan kemudian bersujud kepada banteng. Selain itu, adapula kisah gajah yang merelakan dirinya untuk menjadi makanan bagi manusia yang sedang kelaparan. Arupadhatu Bagian Puncak Candi Pada bagian ini, tidak relief, hanya ada patung atau arca Buddha. Masih banyak kisah relief dalam Candi Borobudur yang bisa dipelajari. Karena relief-relief tersebut bisa menjadi pengingat kita akan kebijaksanaan dalam bersikap dan menjalani kehidupan. Tentu saja berbagai kisah tersebut sangat lekat dengan ajaran Buddha, karena memang Candi Borobudur dibangun sebagai kuil atau tempat ibadah umat Buddha pada masa itu. Kesimpulan Bagaimana ternyata cukup menarik bukan cerita yang digambarkan dalam ribuan panil relief di Candi Borobudur? Bila berkunjung ke Candi Borobudur, sempatkanlah mempelajarinya dari para guide, agar saat pulang dari Candi Borobudur, kita tidak hanya lebih mengenal sejarah, tetapi juga lebih bijak dalam menjalani kehidupan. Semoga artikel ini menambah wawasan sejarah Teman Bicara! Sumber Mengenal Makna Relief Candi Borobudur â SutrisnobudihartoBorobudur â Wikipedia Arupadhatu BorobudurCandi BorobudurKamadhatu Borobudurrelief borobudurRupdhatu Borobudur
Sejumlah wisatawan berada di kawasan Taman Wisata Candi TWC Borobudur, Magelang, Jateng MAGELANG - Balai Konservasi Borobudur BKB meluncurkan film animasi Jataka yang terinspirasi dari cerita relief Jataka Candi Borobudur dan Candi Mendut yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Aspek Pemanfaatan BKB Yudi Suhartono mengatakan seiring ditetapkannya Candi Borobudur, Mendut, dan Pawon sebagai warisan budaya dunia, maka menjadi tanggung jawab Bangsa Indonesia melakukan upaya pelestariannya berdasarkan kaidah-kaidah pelestarian."Salah satu upaya untuk melestarikannya adalah dengan kegiatan publikasi nilai-nilai yang ada di relief, salah satunya adalah relief Jataka," satu konten audiovisual dengan target sasaran anak-anak berbentuk film animasi. Film animasi menjadi media baru yang bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran yang menarik dan memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa. Salah satu film yang sarat akan pendidikan budi pekerti adalah film animasi Jataka yang terinspirasi dari cerita relief Jataka Candi Borobudur dan Candi Mendut. Jataka merupakan kisah perwujudan Boddhisattva dalam berbagai wujud manusia maupun hewan dalam beberapa kehidupan, untuk menunjukkan jalan kebenaran. Yudi mengatakan tahun 2021 mengangkat dua cerita dari ratusan cerita yang terpahat dalam relief Jataka Candi Borobudur dan Candi Mendut yaitu kisah Burung Bharanda dan Rusa Sharabha. Ia menjelaskan kisah burung Bharanda terdapat pada Candi Mendut menceritakan seekor burung berbadan satu tetapi mempunyai dua kepala. Pada suatu ketika kepala yang satu mendapatkan makanan enak dan kepala yang lain meminta sedikit, tetapi kepala yang mendapatkan makanan enak tidak mau berbagi, dengan alasan nanti juga akan masuk di perut yang sama. Perbuatan itu berulang hingga akhirnya kepala yang tidak mendapat makanan enak itu memakan makanan beracun. Kepala yang lain mengingatkan, bahwa bila makanan beracun dimakan maka bisa mengakibatkan kematian dan nasihat itu tidak diterima dan dimakanlah makanan beracun itu dan matilah Si Bharanda."Pesan dari cerita ini adalah bila orang tidak mau bertenggang rasa dan tidak sehidup sepenanggungan, maka kecelakaan yang menantinya," katanya. sumber Antara
Daftar Isi Candi Bercorak Buddha di Jawa Timur 1. Candi Brahu 2. Candi Sumberawan 3. Candi Sanggrahan 4. Candi Boyolangu 5. Candi Jago Surabaya - Hari Raya Waisak 2567 Buddhis Era BE jatuh pada hari ini, Minggu 4/6/2023. Puncak perayaan di Tanah Air digelar di Candi Borobudur, Magelang, Jawa candi tersebut merupakan candi Buddha terbesar di Tanah Air. Untuk diketahui, di Jawa Timur juga ada banyak candi bercorak beberapa di antaranya yang dirangkum detikJatim dari situs resmi Perpusnas. Yuk disimak detikers! 1. Candi BrahuCandi Brahu/ Foto Ria Rahmawati/d'TravelerCandi Brahu berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini diperkirakan dibangun pada 15 Masehi atas perintah Mpu Sindok dari ini diyakini sebagai candi Budha. Sebab sekitar kompleks candi pernah ditemukan benda-benda kuno lain. Seperti alat upacara dari logam, perhiasan dan benda-benda lain dari emas. Serta arca-arca logam yang menunjukkan ciri-ciri ajaran Candi SumberawanCandi Sumberawan/ Foto Putu Intan/detikcomCandi Sumberawan berada di di Desa Toyomarti, Kecamatan Singosari, Malang. Candi ini bercorak Buddha. Sebab bentuknya berupa stupa mirip seperti di Candi Sumberawan dikenal memiliki sumber air yang tak pernah mengering, meski disedot puluhan pipa. Candi ini juga menjadi tempat persinggahan Raja Majapahit Hayam kini, candi tersebut masih didatangi umat Buddha untuk beribadah ketika Waisak dan umat Hindu yang ingin mengambil air suci atau tirta. Menurut juru pelihara Candi Sumberawan, Rosida, candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan tempat candi tersebut sudah digunakan sejak masa Kerajaan Singasari. Di masa Singasari, tempat ini terkenal dengan nama Kasurangganan, yang dalam bahasa Sansekerta artinya Candi SanggrahanMengutip situs resmi Pemkab Tulungagung, Candi Sanggrahan dulunya memiliki 5 arca Buddha. Masing-masing memiliki posisi mudra yang keamanan, hingga kini arca-arca tersebut tersimpan di rumah juru pelihara. Candi yang berada di Desa Sanggrahan ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit, yang dibuat pada 1350-an, pada masa pemerintahan Raja Hayam sejarah menduga candi ini dibangun sebagai tempat peristirahatan rombongan pembawa jenazah Gayatri, seorang pendeta wanita Buddha Kerajaan Majapahit, yang bergelar Rajapadmi untuk menjalani upacara pembakaran di Candi BoyolanguCandi Boyolangu atau Gayatri berada di Dusun Boyolangu, Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Candi ini ditemukan masyarakat pada 1914 dalam timbunan situs resmi Pemkab Tulungagung, di dalam bangunan ini terdapat arca wanita Buddha dan beberapa umpak berukuran besar. Arca wanita berukuran besar ini memiliki keterkaitan pada tokoh Gayatri atau seorang pendeta wanita Buddha masa Kerajaan Majapahit yang bergelar juga yang mendasari adanya keterangan para ahli, yang menjelaskan candi ini merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Gayatri. Berdasarkan angka yang tertera pada kedua umpak bangunan induk yakni pada 1369 M dan 1389 candi ini diduga dibangun pada zaman Kerajaan Majapahit di masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk 1359 M-1389 M.5. Candi JagoCandi Jago yang lokasinya arah timur dari Pasar Tumpang/ Foto Muhammad Aminudin/detikJatimCandi yang berada di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang ini dibangun pada tahun 12 M, masa Kerjaan Singasari. Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, nama candi ini yang sebenarnya adalah Jajaghu, yang dibangun sebagai bentuk penghormatan bagi Raja Singasari ke-4, yaitu Sri Jaya kitab tersebut juga menyebutkan Candi Jago selama tahun 1359 M merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan dari laman Perpusnas, ajaran Buddha tercermin dalam relief cerita Tantri Kamandaka dan cerita Kunjarakarna yang terpahat pada teras paling bawah. Pada dinding teras kedua terpahat lanjutan cerita Kunjarakarna dan petikan kisah Mahabarata yang memuat ajaran agama Hindu, yaitu Parthayajna dan Arjuna ketiga dipenuhi dengan relief lanjutan cerita Arjunawiwaha. Dinding tubuh candi juga dipenuhi dengan pahatan relief cerita Hindu, yaitu peperangan Krisna dengan Kalayawana. Dengan adanya bukti-bukti tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Candi Jago memiliki perpaduan Siwa dan Buddha. Simak Video " Ribuan Lampion Hiasi Langit Candi Borobudur" [GambasVideo 20detik] sun/iwd
Magelang - Candi Borobudur menyimpan relief-relief yang menceritakan banyak hal. Dari kisah Putri Kinnari hingga kelinci, begini menetapkan Candi Borobudur sebagai salah satu destinasi super prioritas. Banyak cerita yang bisa dilihat dari relief di bangunan peninggalan Wangsa Syalendra tersebut. Salah satunya cerita mengenai kisah cinta Putri Kinnari yang ada di relief Candi Borobudur. Candi Borobudur yang berada di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah dikenal sebagai objek wisata baik turis mancanegara maupun domestik. Kebanyakan traveler yang datang menuju bangunan peninggalan Wangsa Syalendra tersebut masih sebatas melihat-lihat stupa, bangunan maupun cerita pembangunan candi jika dicermati di galeri I, pada relief candi tersebut, terdapat cerita yang menceritakan kisah cinta Pangeran Sudhana dan Putri Kinnari. Cerita kisah cinta ini Pangeran Sudhana dan Putri Kinnari, belum banyak yang diketahui para Eko Susanto/detikcomPada tengah pekan ini detiktravel ikut dalam rombongan Famtrip Jurnalis Media Digital Nasional ke Destinasi Super Prioritas cerita Putri Kinnari tersebut, bisa ditemui setelah menaiki di galeri I Candi Borobudur, kemudian belok ke satu perwakilan, Tim Ahli Penyusun Narasi Legenda Borobudur UGM, Louie Buana mengatakan, kebanyakan tur menuju Candi Borobudur masih terpaku pada cerita sejarah candi dibangun, oleh siapa dan sebagainya. Sejauh ini kebanyakan masih sebatas cerita perihal pembangunan candi tersebut. "Sebenarnya ketika kita berbicara tentang tur Borobudur kebanyakan orang-orang hanya akan terpaku pada sejarah kapan candi ini dibangun, siapa yang membangun, bentuknya seperti apa, jadi semua yang sifatnya itu standar dan teksbook. Yang kami berusaha lakukan di interpretatif tour ini adalah kita mengangkat narasi-narasi lain yang sebenarnya layak untuk diangkat dari Borobudur itu sendiri. Jadi di sini kita lihat ada narasi seperti contohnya cerita cinta Kinnari Jataka," katanya, Rabu 13/11/2019.Foto Eko Susanto/detikcom"Juga cerita terkait dengan sasa jataka atau kelinci, kemudian sehubungan dengan pijat yaitu kearifan lokal. Sesuatu yang sifatnya sudah sejak ratusan tahun yang lalu dan ternyata masih ada korelasinya dengan kehidupan kita hingga saat ini," mengembangkan narasi tersebut, kata dia, contohnya kelinci terkait bahwa Borobudur ini sebagai arsip rekaman kekayaan hayati pada masa tersebut."Jadi sasa jataka itu memang kita susun untuk anak kecil, untuk pengunjung anak-anak sekolah. Karena pertama, cerita fabel, cerita binatang-binatang jadi mereka lebih bisa menerima daripada menceritakan kisah kehidupan Sang Buddha terlalu berat, jadi dengan cerita binatang-binatang itu. Kemudian menekannya pula di Indonesia ada kelinci seperti ini," Eko Susanto/detikcomDari Tim UGM, kata dia, bukan sebagai pelaksana tur di lapangan, melainkan membuat buku materi. Buku mengenai legenda Borobudur berupa penjelasan mengenai sejarahnya, titik-titik yang harus dilalui mana saja dan alat bantunya."Buku itu nantinya akan kita berikan kepada TO, TO, yang ada di kawasan Joglosemar ini sehingga bisa dijadikan referensi mereka dalam menjalankan tour tersebut dan memperkaya produk pariwisata. Ini penting sekali supaya kalau ke Borobudur ceritanya hanya itu-itu saja. Kita harapannya yang dilakukan ini bisa memberikan nilai tambah," ke Candi Borobudur, kata dia, berada di galeri I sudah banyak ceritanya. Upaya yang dilakukan ini juga untuk memecah pengunjung agar tidak berkumpul di satu titik stupa Candi Borobudur itu, Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Seni, Tradisi dan Budaya, Kementerian Pariwisata RI, Revalino Tobing mengatakan, tim percepatan ini bukan satu-satunya tim yang ada di Kemenpar. Keberadaan Candi Borobudur luar biasa sekali."Kami dari tim percepatan, kami bukan satu-satunya tim di kementerian. Ada banyak tim di sana, beda-beda. Kami tertarik sekali. Borobudur ini luar biasa sekali. Kalau orang hanya tahu tentang Bali, lho Borobudur juga ada. Ini juga terkenal," ujarnya."Jadi Borobudur yang sudah sekalian lama akan menarik sekali, kalau teman-teman dari UGM mulai merancang sebuah storytelling dan interpretatif tour, ini penting sekali. Karena jangan sampai orang datang sekali dan kemudian bosan. Sementara candinya enggak mungkin kita ubah. Ini kan beda kalau kita pergi ke Dufan. Dufan kalau enggak diubah atau diupdate ya enggak menarik. Karena kalau datang tahun tahun ini datang, 5-10 tahun lagi bawa anak dan masih kaya gitu-gitu aja orang bosan," di Borobudur sekali sampai datang lagi bentuknya tetap sama. Untuk itu, perlu adanya polesan. "Yang perlu kita ubah adalah bukan ceritanya. Tema cerita ini harus menarik sehingga orang datang dan datang lagi, tidak monoton. Segi apa yang kira-kira mereka pengen tahu, pengen lihat, ini kita sampai," tuturnya. Simak Video "Seru-seruan Berenang di Kolam Penginapan Sumbawa" [GambasVideo 20detik] wsw/wsw
relief candi borobudur mengambil penggalan kisah yang terdapat dalam cerita